Giat KKN Tematik, Mahasiswa UHO Terlibat Lakukan Pemetaan Daerah Rawan Bencana dan Kesiapsiagaan Masyarakat di Kel. Bungkutoko

Anoapos.com | Kendari – Pemetaan Daerah Bencana Alam dan Kesiapsiagaan Masyarakat terhadap bencana alam, sangat penting karena pemetaan memungkinkan identifikasi zona rawan bencana untuk perencanaan yang efektif, sementara kesiapsiagaan meningkatkan ketahanan masyarakat melalui edukasi, latihan, dan koordinasi untuk mengurangi dampak bencana.

Kombinasi keduanya adalah kunci untuk mitigasi risiko bencana, perencanaan evakuasi yang aman, dan penanggulangan bencana yang lebih baik.

Hal tersebut sebagaimana upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir yang terus dilakukan oleh Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat terintegrasi KKN-T Universitas Halu Oleo (UHO) yang dipimpin langsung oleh Dr. Dedy Oetama, S.Pi., M.Si selaku Ketua Tim pelaksana kegiatan dengan tema “Pemetaan Daerah Rawan Bencana” di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Nambo Kita Kendari provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

” kegiatan ini melibatkan mahasiswa KKN Tematik Universitas Halu Oleo di Kelurahan Bungkutoko dalam rangka meningkatkan ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat setempat dalam menghadapi ancaman bencana” kata Dr. Dedy Oetama, S.Pi., M.Si pada Minggu (12/10/2025).

Dijelaskannya, Kegiatan ini melibatkan mahasiswa peserta KKN Tematik Universitas Halu Oleo dan warga setempat dalam upaya bersama mengidentifikasi dan mendokumentasikan lokasi-lokasi yang berisiko bencana alam di wilayah pesisir.

BACA JUGA:  Pjs Bupati Konut Pimpin Apel Siaga Kesiapan Pemilu 2024, Tegaskan Agar Netralitas Bawaslu

” Kegiatan pemetaan dilaksanakan melalui metode partisipatif, di mana masyarakat aktif memberikan informasi dan data terkait kondisi lingkungan yang rawan terhadap bencana seperti banjir, rob, tanah longsor, kebakaran, dan angin kencang. Selain itu, pendekatan yang dilakukan guna memastikan pentingnya peta yang dihasilkan akurat dan benar-benar mencerminkan situasi di lapangan,” ujar Dr.Dedy sapaan akrabnya..

Sementara itu, Lurah Bungkutoko Amran, S. Pd menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini. Ia menekankan bahwa peta rawan bencana akan menjadi alat penting dalam perencanaan mitigasi dan evakuasi khususnya diwilayahnya.

“Dengan mengetahui lokasi-lokasi yang rawan, maka langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan lebih tepat sasaran dan cepat,” ungkapnya.

Menurut Amran, Program Pengabdian Kepada Masyarakat Terintegrasi KKN-Tematik dari UHO, ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas bersama dalam menghadapi perubahan iklim dan bencana alam yang semakin tidak menentu, sehingga warga Kelurahan Bungkutoko dapat hidup lebih aman dan sejahtera.

Untuk diketahui, kegiatan KKN Tematik tersebut dipimpin oleh Dr. Dedy Oetama, S.Pi., M.Si selaku Ketua Tim dan beranggotakan 5 orang yaitu Prof. Armid, S.Si.,M.Si., M.Sc., D.Sc, Dr. Fahmiati, S.Si.,M.Si., M.Sc, La Ode Muhammad arsal, S.Pi., M.Si dan Muh. Trial Fiar Erawan, S.Pi., M.Si.

BACA JUGA:  Desa Matanggonawe Gelar Musyawarah Khusus Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

Dalam keterangan tertulisnya, Dr. Dedy Oetama, S.Pi., M.Si kembali menjelaskan bahwa :

Pentingnya Pemetaan Daerah bertujuan untuk : 

1). Mengidentifikasi zona rawan : Pemetaan membantu mengetahui area mana saja yang berisiko tinggi terhadap jenis bencana tertentu, seperti banjir atau gempa bumi.

2). Dasar kebijakan dan perencanaan: Peta menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebijakan, merencanakan infrastruktur yang aman, dan menetapkan lokasi aman atau titik kumpul evakuasi.

3). Dasar peringatan dini: Informasi dari peta dapat digunakan untuk mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif dan memberikan edukasi jangka panjang kepada masyarakat mengenai risiko yang dihadapi.

4). Perencanaan evakuasi: Memungkinkan penetapan jalur evakuasi yang jelas dan aman, serta identifikasi lokasi tempat perlindungan yang memadai.

Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat maksudnya adalah : 

1). Mengurangi dampak bencana: Kesiapsiagaan adalah kunci utama untuk menekan angka korban jiwa, kerusakan harta benda, dan gangguan layanan saat bencana terjadi.

2). Meningkatkan ketahanan: Masyarakat yang siap lebih mampu bangkit dan pulih setelah bencana, mengelola trauma, dan memanfaatkan sumber daya secara lebih baik.

BACA JUGA:  Desa Wisata Labengki Penutup Visitasi 50 Terbaik ADWI 2024, Berkelas Internasional

3). Respons yang cepat dan tepat: Masyarakat yang memiliki rencana dan telah dilatih dapat melakukan tindakan cepat dan tepat dalam situasi darurat.

4). Membangun solidaritas: Membentuk jaringan sosial yang kuat membantu masyarakat untuk saling membantu dan bekerja sama dalam kondisi darurat, mulai dari evakuasi hingga penyaluran bantuan.

5). Memperkuat kerja sama: Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sangat bergantung pada kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah untuk edukasi, pelatihan, dan penyediaan sarana prasarana seperti sistem peringatan dini dan jalur evakuasi.

Redaksi

Penulis: Aras.MEditor: Redaksi
Rajapola